Selasa, 24 November 2015

hujan air mata

Hujan..
Izinkan aku malam ini menangis bersama rintik-rintik air yang kau ciptakan. Aku tak tau apa yg terjadi dengan diriku saat ini. Yang aku tau ini terjadi karena aku takut kehilangan perhatiannya lagi. Saat ini aku merasa dirinya yg aku idam-idamkan ternyata tidak mengidam-ngidamkan diriku. Mungkin memang diriku tidak pantas untuk diidamkan dirinya bahkan orang lain sekalipun.
Yaa tuhan, bawalah kecemasanku, kegelisahan, kegundahan aku ini perpikiran dan persaanku ini bersama hujan yang kau ciptakan. 

Minggu, 18 Oktober 2015

Malamku Kelabu

Saat orang-orang sedang terlelap dan saat ini lah aku masih menangisi hariku yang tak pernah aku harapkan. Tak henti air mata ini membasahi pipiku. Aku tak ingin terus larut dalam kekecewaan yang diciptakan olehnya. Tapi tidak bisa. Entah mengapa kesalahan kesalahan besar itu selalu kuingat. 
Saat diri ini lemas tak berdaya diatas ranjanf rumah sakit, dirinya yang kuharapkan tak mengunjungiku sedetikpun. Bahkan untuk menanyakan kabar ku pun, ah entahlahhh. Katanya dia tidak berani untuk menampakkan batang hidungnya di rumah sakit. Namun saat aku kembali ke rumah, dia tetap tak datang.
Dan saat hari umurku menginjak angka 19 dia sama sekali tak datang mengunjungi ku. Ucapanpun tak keluar dari mulut manisnya.  Mungkin mulut manisnya hanya akan meluarkan kata-kata untuk wanita lain. Yang membuat semuanya semakin kacau saat ucapan kata dari sosial media ataupun bbm itu aku yang meminta langsung. 
Mungkin cuma aku, gadis yang meminta ucapan dari seorang laki-laki yang katanya sih pacarku. Apakah suatu saat aku harus meminta minta darinya? Jangan sampai yaAllah 😢

Hari yang kutunggu tak seperti yang kuharapkan

Hari ini adalah hari yang sangat ku tunggu-tunggu. Hari saat kedua orang tuaku membangunkanku, mengecup kening dan kedua pipiku, serta memberikan ucapan selamat untukku. Hari ini juga hari yang sangat ku tunggu-tunggu karena aku pikir semua orang yg aku sayangi akan memberikanku ucapan dan doa-doa yang indah.
Namun hari ini tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Tak ada ucapan darinya orang yang kuanggap special setelah kedua orang tua dan adikku. Orang itu hanya dapat membuat tubuh ini lemas tak berdaya setelah beradu argumen dengannya. Orang itu pula yang membuat aku bersedih dan meneteskan air mata.
Aku benci air mata ini jatuh di hari ulang tahunku, tapi mengapa aku tak pernah bisa membenci dia yang telah membuatku menangis? Aaaaaaaa... semuanya tidak adil. Yaa tidak adil untukku yang mengharapkan hari bahagia darinya.
Saat ini aku berharap pikiran tentang orang yang selalu membuat aku menangis itu hilang. Tak ada lagi air mata untuk orang yang kemarin dan detik ini membuatku bersedih. Semoga ada seseorang yang benar tulus mau memberikan hati dab perhatiannya untukku.


Terimakasih untukmu yang sudah mampu membuat air mataku terus menetes

Jumat, 07 Agustus 2015

kehadiranku

Tidak ku sangka ternyata hal yang tidak aku harapkan terjadi. Aku tidak pernah diharapkan untuk kembali ke pangkuan mereka. Selama ini aku kembali hanya karena keinginanku untuk kembali. Aku kira aku akan dirindukan. Aku kira aku akan dinantikan. Itu semua hanya perkiraanku saja. Perkiraan yang sekarang jelas meleset sangat jauh dari titik yang aku tuju.
Begitu malunya diri ini. Berharap untuk diharapkan. Diharapkan oleh mereka yang sangat aku harapkan.

Jumat, 24 Juli 2015

Salah!

Menunggumu adalah hal yang tidak aku sukai
Ingin rasanya aku tidak menunggumu
Tidak mengharap untuk kau hubungi diriku
Tidak mengharap dirimu datang membawa berita bahagia
Namun hati kecilku ini tak bisa
Hatiku terus bergejolak
Aku tahu ini bukan gejolak karena aku jatuh cinta
Ini gejolak rasa rinduku padamu
Yaa.. Aku merindukanmu
Aku merindukan sosok pria sepertimu datang menghampiriku, mengingatkanku akan tanggal yang telah mempersatukan kita

Salahkah diriku ini?
Selalu merindukan dan menunggumu disini
Membayangkan tubuh kekarmu terlihat jelas di bola mataku
Dengan wajah dan senyuman yang membuat diriku selalu terpikat dengan dirimu

Salah!
Mungkin kata ini yang akan terucap dari mulutmu
Kata yang akan terucap dengan lantang
"Salah! Jika kau selalu merindukan dan menungguku disini"


Untuk dirimu yang mulai menjauhiku


Minggu, 21 Juni 2015

Rindu Ketulusanmu

Cinta, sayang..
Kata yang selalu terucap dari bibir manismu
Aku sangat mendambakan kata-kata itu
Mendambakan kata cinta dan sayang terucap untukku

Namun saat ini..
Kata sayang dan cintamu tertutup amarah
Kini setiap hari-hari kita dipenuhi amarah
Pagi, siang, sore, malam pertengkaran kecil sering terjadi

Tak ingin rasanya ada hari esok
Jika esok masih akan tercipta amarahmu
Aku tak ingin selalu berada dalam selimut amarahmu
Akupun takut saat kau mengucapkan kata-kata kasar untukku
Cukup!

Kembalilah dengan kasihmu yang tulus
Disini aku mengharapkan kata sayang dan cinta terucap lembut ditelingaku
Tanpa amarah
Tanpa kata-kata kasar yang tak sepantasnya kau ucapkan


Dari seseorang yang kau anggap kekasihmu

Selasa, 02 Juni 2015

Kamu tidak akan pernah tahu rasanya


Harusnya aku memang tak perlu menghubungimu lagi, jika hanya untuk bertengkar dan memperdebatkan hal-hal tolol yang membuatku memutuskan pergi. Harusnya tak perlu aku membantumu lagi, jika hanya untuk kamu sakiti untuk yang kedua kali. Harusnya sudah sejak dulu kita berpisah, sehingga aku tak merasa terluka sedalam ini.

Kamu menawarkan banyak hal yang seharusnya aku tolak. Aku kira, aku sekuat baja, ternyata aku hanya Hawa yang tertipu dengan bisikan ular berbisa. Kamu hanya orang biasa, tidak punya apa-apa, tak ketemukan sisi menarik dari dirimu. Bodohnya, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, perasaan itu pun masih sama meskipun aku berusaha sekuat mungkin untuk menghindarimu.

Sekarang, aku merasa menjadi gadis paling tolol yang tiba-tiba lemah karena tersakiti cinta. Kamu pergi justru di saat aku berharap semua mimpi kita bisa menjadi nyata. Aku kira kamu berbeda dan di otakku telah muncul banyak khayalan yang suatu saat bisa kita abadikan. Telah tergambar jelas bagaimana kelak kita bisa masuk masjid bersama, merapal doa yang sama, dan mengucapkan Aamiin YaRabbalalamiin secara bersama. Aku telah membangun semua mimpi itu meskipun kamu tidak pernah tahu, tapi tiba-tiba kamu remukan semua, kamu hancurkan tanpa pikir panjang, dan kamu meninggalkanku seperti tak terjadi apapun.

Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi orang yang sulit untuk bernapas karena tidak tahu  kabarmu. Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi perempuan yang diam-diam menangisimu ketika membaca seluruh pesan singkat kita dulu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi orang paling menderita karena merasa dibohongi sejauh ini. Kamu tidak akan pernah tahu dan otak bodohmu itu juga tak akan pernah paham. Perasaan dan hatimu yang telah mati tak akan mungkin mengerti.

Iya, aku yang bodoh, semua salahku, selalu salahku. Aku tidak bisa melupakan berisiknya suara sepeda motormu, kendaraan yang selalu mengantarku pulang hingga depan pagar rumah. Aku tidak bisa lupa caramu memandangku dari kaca spion, bagaimana matamu melirikku dengan ramah. Aku tidak bisa melupakan pelukmu, yang selalu kuanggap rumah untuk pulang. Aku tidak bisa melupakan leluconmu yang sebenarnya tak lucu, namun karena aku sangat mencintaimu, sebisa mungkin aku berusaha tertawa. Aku tidak bisa lupa bagaimana tawamu bisa benar-benar membuatku merasa lega dan tenang. Aku tidak bisa melupakan dialek anehmu saat berbicara, gaya bicaramu yang selalu membuatku rindu. Aku tidak bisa melupakan genggaman erat jemarimu yang entah bagaimana bisa seketika menenangkanku. Aku tidak bisa berhenti untuk menatap pagar rumah, berharap kamu tiba-tiba ada di situ, membawakanku selusin senyuman dan sepotong pelukan.

Aku ini gadis bodoh yang hobinya cuma menangis, bermimpi, menulis, lalu tak pernah tahu apa yang harus aku lakukan jika hatiku sedang sangat remuk seperti ini. Aku tak tahu apa arti dari semua ini. Apa arti hubungan kita yang berjalan hanya sesaat ini. Apa arti kebohonganmu yang sebenarnya tak bisa dimaafkan tapi selalu berusaha aku maafkan. Aku tak mengerti mengapa sekarang kita masih berkabaran, namun status hubungan kita penuh ketidakjelasan

Aku tak mengerti mengapa pria bodoh sepertimu bisa membuatmu merasa gadis paling gila di dunia. Kamu membuat duniaku jungkir balik, pernapasanku selalu sesak karena lelah menangis, dan mataku selalu kabut karena penuh mendung. Kamu mengubah duniaku jadi berbeda. Aku sudah terbiasa denganmu. Terbiasa dengan pesan singkatmu, terbiasa dengan sapaanmu di ujung telepon, terbiasa dengan pelukmu, terbiasa dengan suara sepeda motormu, terbiasa dengan hadirmu, terbiasa dengan kita. Bagaimana mungkin kamu dan aku, yang sempat menjadi kita, harus kembali berpisah lagi menjadi aku dan kamu, sedangkan aku sangat nyaman menjadi kita?

Kamu tentu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Rasanya jadi gadis yang selalu menatap ponsel hanya karena menunggu kabar darimu. Kamu tak tahu rasanya jadi wanita yang tak tahu apa-apa, namun tiba-tiba dunianya jadi dibikin berbeda karena kehadiranmu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi aku-- yang selalu menunggumu pulang.

Ada banyak mimpi yang belum terwujud bersamamu. Salah satunya adalah aku ingin memelukmu semalaman, tak perlu ada percakapan, memelukmu sudah lebih dari cukup. Aku ingin mendengar degup jantungmu, merasakan degup cinta seperti apa yang ada di dadamu. Jika sudah mewujudkan mimpi yang satu itu, silakan kalau kamu mau pergi. Pergilah, kembali pada Tuhanmu, berhentilah berpura-pura seakan kamu mengenal Tuhanku.